Kementerian Pariwisata mencari tujuan wisata baru. Kementerian
Pariwisata baru-baru ini melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk
membicarakan strategi pemasaran destinasi prioritas kementerian
tersebut. Deputi pengembangan pemasaran pariwisata Kementerian Perindustrian Esthy Reko Astuti mengatakan bahwa: 3A's
(Access, Attraction, and Accommodation) 3 dari 10 tujuan prioritas
masih terus dikembangkan. Menurutnya, ketiga elemen ini harus berjalan seiring dengan promosi.
"Acara ini penting sebagai bagian dari perumusan target pemasaran untuk 10 destinasi prioritas, atau 10 Balis Baru, yang telah ditetapkan oleh presiden dan kementerian pariwisata," kata Esthy.
Untuk strategi pemasaran, kementerian menggunakan pendekatan DOT (Destination, Original, and Time). Strategi promosi menggunakan pendekatan BAS (Branding, Advertising, and Selling), dan untuk strategi media, pendekatan POSE (Media Dibayar, Media Milik, Media Sosial, dan Endorser) sedang digunakan.
"Untuk menyaring semua masukan dan gagasan dan menjadikannya satu formula untuk mempromosikan 10 Balis baru, kami mengundang semua pemangku kepentingan dari Penta pariwisata yang terdiri dari ilmuwan, pebisnis, masyarakat, pemerintah, dan media," tambah Esthy.
FGD dihadiri oleh 60 perwakilan dari 10 destinasi prioritas, sementara pemerintah diwakili oleh dinas pariwisata dari Sumatera Utara, Bangka Belitung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Utara. Maluku. Sisi bisnis diwakili oleh perusahaan penerbangan yakni Garuda Indonesia, Sriwijaya dan Lion Group.
Baca juga: Wonderful Sail 2 Indonesia Rally 2017
Komunitas diwakili oleh Komunitas Sejarah Indonesia (KHI), sementara perwakilan ilmuwan berasal dari Universitas Pancasila bersama dengan media nasional. Beberapa asosiasi pariwisata seperti GIPI, PHRI dan ASITA juga menghadiri acara tersebut.
Pada
2017, kementerian pariwisata menargetkan untuk 280 juta kunjungan
wisatawan, 265 juta adalah wisatawan lokal sedangkan sisanya 15 juta
berasal dari luar negeri.
"Untuk mencapai target tersebut, kementerian tersebut datang dengan 10 Balis baru. Untuk mendukung 10 Balis baru, kita harus melakukan evaluasi daya saing 10 destinasi prioritas secara kuantitatif. Kita harus bergerak bersama dalam semangat Indonesia Incorporated, evaluasi dan pemantauan perlu dilakukan untuk memenangkan persaingan, "kata menteri pariwisata Arief Yahya.
"Untuk mencapai target tersebut, kementerian tersebut datang dengan 10 Balis baru. Untuk mendukung 10 Balis baru, kita harus melakukan evaluasi daya saing 10 destinasi prioritas secara kuantitatif. Kita harus bergerak bersama dalam semangat Indonesia Incorporated, evaluasi dan pemantauan perlu dilakukan untuk memenangkan persaingan, "kata menteri pariwisata Arief Yahya.